Abuya KH. Abdurrahman Nawi Mendirikan Pesantren Al-Awabin Sebagai Bentuk Mewakafkan Keilmuannya oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)


Alm. Abuya KH. Abdurrahman Nawi, tokoh betawi yang dikenal sebagai masternya nahwu dan shorof. Tokoh tersebut dikenal luas di bumi nusantara. Awal saya mengikuti pengajiannya di Masjid Al-Ikhwan di daerah Tebet. Itupun saya ikuti hanya beberapa kali. Pada waktu itu umur saya sekitar 15 tahunan. Kata-kata beliau yang paling saya ingat kala itu, "Kalau bisa saat pengajian speaker yang dipakai speaker dalem aja soalnye takut ke ganggu warga sekitaran, dan ada hal-hal yang dalam pengajian yang hanya cukup kita tau aja." 

Habib Husein bin Ali Alatas, Habib Ali bin Abdurrahaman Assegaf, KH. Abdurrahman Nawi, ketiga tokoh tersebut dikenal dengan sebutan tiga serangkai. Habib Husein Alatas sebagai dijuluki sebagai jendralnya habaib, Habib Ali Assegaf disebut sebagai pengayom umat, dan KH. Abdurrahman Nawi dijuluki ahlu sowan. Ketiganya mempunyai pengaruh yang luar biasa di lingkungan sosial. Banyak dari politisi dan pejabat meminta nasehat dari ketiga tokoh tersebut. 

Pesantren Al-Awabin, Depok,  pesantren yang didirikan oleh KH. Abdurrahman Nawi sebagai bentuk mewakafkan keilmuannya. Estafet kepemimpinan pesantren tersebut kini dipegang oleh para zuriahnya, diantaranya KH. Achmad Mukhtar. Bahkan penulis  juga kecipratan daripada lulusan pesantren tersebut, Sebab penulis pernah belajar nahwu dan sharf dengan salah satu alumni pesantren tersebut yaitu Ust. Ahmad Farhan (anak dari alm.KH. Cholik Mualif) selama 3,5 tahun. 

Tanggal 21 Oktober 2022, sebagai tanggal yang mempunyai sejarah bagi penulis. Karena penulis diberikan kesempatan untuk memberikan motivasi kepada para santriwati Pesantren Al-Awabin, Bedahan, Depok pimpinan ustadzah Diana Rahman. Saya memotivasi agar para santriwati serius belajar, berkhidmah, dan mempunyai girah untuk mengubah mindseat lulusan pesantren yang akan mempunyai peranan dalam kepemimpinan di NKRI. Bahkan lulusan pesantren harus mempunyai cita-cita untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Malam itu  pula malam penyambutan untuk Hari Santri Nasional, 22 Oktober.





Posting Komentar

0 Komentar