Pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum oleh Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)



Pengaruh pendidikan terhadap diri seseorang yaitu menghasilkan manusia yang mengetahui hakikat ilmu, mengubah perilaku, serta berimplikasi pada karakter yang positif. Melalui pengaruh tersebut kita mengetahui bahwasannya ada perbedaan antara manusia yang berpendidikan dan manusia non pendidikan. Manusia yang berpendidikan tentu lebih mengedepankan dan mengutamakan cara pandang yang terukur dan terarah dalam menghadapi problematika hidup .

            Pendidikan agama Islam, salah satu mata kuliah atau mata pelajaran yang mungkin dianggap kerdil oleh sebagian mahasiswa yang berkuliah di perguruan tinggi umum. Sebab mata ajar tersebut telah ditempuh oleh mereka sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah ke atas. Padahal mata kuliah tersebut bukan hanya memberi pengetahuan dan wawasan tentang keislaman saja akan tetapi mata kuliah tersebut memberikan kesadaran tentang pentingnya agama dalam kehidupan dan pembentukan karakter nabawiyah kepada civitas akademika.

            Memang mata kuliah Pendidikan Agama Islam, mata kuliah umum, yang hanya didapatkan oleh mahasiswa di semester awal saja dan itupun hanya 2 sks. Namun bukan berarti mata kuliah ini dianggap kelas dua dan tidak begitu penting. Untuk itu, bagi pengampu mata kuliah ini punya inovasi dalam pengajaran atau pembelajaran. Inovasi tersebut bisa menghadirkan student active learning dan collaborative learning.

             Metode Student Active Learning adalah salah satu strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi subyek didik secara optimal, sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dan efisien (Anas Sudjana, 2000).  Sedangkan collaborative learning  adalah sebuah proses dimana peserta didik pada berbagai tingkat kemampuan atau kinerja bekerja sama dalam kelompok kecil untuk menuju tujuan bersama. Hal ini merupakan pembelajaran dengan cara pendekatan yang berpusat pada peserta didik yang berasal dari teori pembelajaran sosial dan perspektif sosio-konstruktivis mengenai pembelajaran (https://www.gramedia.com/best-seller/pembelajaran-kolaboratif/ diunduh pada 10/12/2022 pukul 04:34 wib).

            Melalui metode atau pendekatan-pendekatan di atas, mahasiswa lebih tertarik dan aktif dalam mempelajari mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Di sisi lain mata kuliah ini harus diintegrasikan dengan aktivitas masjid kampus. Misalnya, mahasiswa dan mahasiswi mengikuti kajian atau seminar yang diadakan masjid kampus. Dari keberikutan tersebut mahasiswa diberikan tugas untuk mencatat, meresume, dan memberikan pandangan atas kegiatan tersebut. Sehingga dari situlah ada interaksi antara mahasiswa, materi ajar dan lingkungan kampus. Hal tersebut memberikan paradigma bahwa mata kuliah Pendidikan Agama Islam di kampus berbeda dengan mata ajar Pendidikan Agama Islam masa sekolah mereka.




Posting Komentar

0 Komentar