Seorang muslim
harus mempunyai pendidikan tinggi di era revolusi industri 5.0, baik pendidikan
umum, pendidikan agama, pendidikan kebangsaan. Sebab pendidikan umum untuk
mendukung kecerdasan intelektual seorang muslim. Pendidikan tersebut bisa dipilih
mau di bidang science tekhnologi, sosial, atau humaniora. Alasan pemilihan
tersebut sebab seorang muslim harus ada di ketiga bidang tersebut. Pendidikan science
dan tekhnologi yang digeluti oleh seorang muslim outputnya akan menghasilkan karya
tekhnologi misalnya aplikasi untuk mendukung ibadah mahdah dan muamalah serta menghasilkan
artificial intelligence untuk mendukung literasi keislaman.
Pendidikan sosial
bagi seorang muslim sangatlah penting, melalui bidang sosial manusia akan
mempunyai tokoh yang bisa mengelola instansi-instansi. Mulai dari pengelolaan
administrasi, pengelolaan manajemen, dan pengelolaan keuangan di instansi
pemerintah atau swasta. Sedangkan seorang muslim yang menggeluti pendidikan
humaniora akan mempelajari budaya dan bahasa Indonesia dan barat. Tentu dengan
mempelajari bidang-bidang tersebut bukan berarti seseorang lebih mencintai
budaya dan bahasa asing akan tetapi ia bisa menempatkan diri tatkala tinggal negara
tercinta ini.
Pendidikan agama
bagi seorang muslim sangatlah penting. Melalui pendidikan tersebut manusia akan
memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan emosional
ini bisa didapatkan melalui ibadah vertikal kepada Allah Swt. Sebab dengan
ibadah tersebut akan mendapat ketenangan pikiran dan hati. Ketika ketenangan-ketenangan
tersebut dimiliki seorang muslim di era revolusi 5.0. Sebab percepatan
informasi akan membuat labil pada emosi. Labil emosi ini implikasi dari berita
hoax dan ujaran kebencian di media sosial. Sehingga hal ini akan secara
psikologis manusia terganggu. Maka dari itu seorang muslim yang cerdas tidak
mudah menerima informasi dari media sosial dan per
Kecerdasan
emosional dan spiritual ini bisa dicapai oleh dzikrullah. Melalui dzikir ini manusia
akan ketenangan bathin. Ketika bathin ini tenang maka emosi manusia akan
stabil. Jika ia menghadapi pekerjaan cukup padat maka dalam setiap yang
dilakukannya dengan dzikir sirr (dzikir melalui hati). Di sisi lain, kekuatan dzikir kepada Allah
maka akan ada solusi dalam setiap problematika. Problematika tersebut antara
lain sulitnya pekerjaan, pemutusan hubungan kerja yang disebabkan pekerjaan
yang digantikan oleh robotik, pekerjaan
yang begitu padat, dan unsur-unsur matrialistik.
Pendidikan kebangsaan
ini sangatlah penting dimiliki oleh seorang muslim di Indonesia. Sebab pendidikan
tersebut mempengaruhi kecerdasan kewargaan dan menjadi peka terhadap lingkungan
sosial dan cinta tanah air. Melalui hal-hal tersebut manusia akan memiliki toleransi
dan tradisi ketimuran. Dimana tradisi ketimuran yang diterapkan oleh umat muslim
di Indonesia yaitu adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan keagamaan. Faktanya,
muslim di Indonesia ada yang mengadakan
tahlilan, nujuh bulanin, maulid nabi Muhammad SAW, dan tedak siti.
Di sisi lain kecerdasan
kewargaan ini berhubungan dengan wawasan kebangsaan. Maka seorang muslim
yang tinggal di Indonesia wajib menerima Pancasila sebagai dasar negara dan UUD
1945 sebagai supermasi hukum di negara kita. Namun seorang muslim bukan hanya
menerima Pancasila dan UUD 1945 saja melainkan menjalankan nilai-nilai Pancasila
dan mematuhi regulasi yang ada di UUD 1945.
0 Komentar