Benarkah Ahli Kubur Peka Terhadap Orang yang Masih Hidup? oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)

        Sering kali ada pertanyaan yang menimbulkan polemik di antara muslim. Pertanyaan tersebut apakah orang yang sudah meninggal peka terhadap orang yang masih hidup. Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang muslim sedang melintas pada kuburan saudaranya maka ia memberikan salam kepadanya kecuali Allah mengembalikan ruh saudaranya (yang telah meninggal) sampai ia membalas salam atas saudaranya yang masih hidup.”

            Hadis tersebut memperlihatkan betapa seorang yang sudah meninggal itu tahu ketika ada yang menziarahinya. Begitu pula dengan  orang-orang yang mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatannya. Untuk itu dianjurkan yang mengantarkan jenazah tersebut laki-laki karena dikhawatirkan ketika ada perempuan yang mengantarkan jenazah itu menangis
. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya seorang mayyit mendengar bunyi sendal orang-orang yang mengantarkannya apabila mereka berbalik pulang darinya juga demikian.”

            Selain itu orang-orang yang berziarah dianjurkan menjaga kesucian berupa wudhu dan adab-adab. Sebab dengan hal-hal tersebut membuat senang si mayyit tersebut. Adab yang pertama  ketika berziarah kubur yaitu memberi salam kepada ahli kubur. Salam tersebut antara lain Assalamualaikum Dar Qaum Mukminin atau Assalamualaikum a’la Ahli al-Diyar minal Mu’minin wal Mu’minat atau Assalamualaikum Ya Ahli Qubur. Ibnul Qayyim menganjurkan memberi salam kepada ahli kubur tiga kali berturut-turut sampai mereka mengenali orang yang berziarah kepadanya dan dibuat senang olehnya.

            Rasulullah bersabda, “Tidaklah seseorang berziarah kepada kuburan saudaranya dan ia duduk di samping kuburannya kecuali ahli kubur melihatnya lalu menyebutnya sampai ia bangun untuknya.” 

            Setelah seseorang memberikan salam kepada ahli kubur maka hendaknya membaca al-quran dan tahlil. Hal ini telah disabdakan oleh Rasulullah, “Bacalah oleh kalian surat Yasin kepada orang yang telah meninggal di antara kalian.” Sabda Rasulullah yang lainnya, “Talqinkanlah La ila Ha Ilawlah kepada orang yang telah meninggal di antara kalian.” Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah juga berkata, “Sesungguhnya Surat Yasin merupakan jantungnya Al-Quran dan pada surat tersebut pula mempunyai khasiat yang luar biasa jika dibaca pada seseorang yang sakaratul maut atau seorang yang telah meninggal. Adapun amal tersebut (dari pembacaan Yasin kepada ahli kubur) merupakan tradisi dahulu sampai sekarang terhadap seseorang yang sakaratul maut atau seorang yang telah meninggal."

            Namun bolehkah seorang peziarah membaca surah lain selain surah Yasin dalam berziarah kubur. Dikisahkan oleh Syekh Abu Yahya an-Nakid, “Aku pernah mendengar Syekh Hasan bin al-Jaruwi berkata: Aku melintasi kuburan saudara perempuan ku lalu aku membaca surat Al-Mulk di sisi kuburannya. Lalu beberapa hari setelah berziarah ada seorang laki-laki yang datang kepada ku menyebutkan saudara perempuanku, lalu ia berkata, sesungguhnya aku melihat saudara perempuanmu di mimpiku dan dia berkata: Semoga Allah membalas kebaikan kepada Aba Ali (Panggilan Abu Yahya an-Nakid) sungguh aku menerima manfaat atas apa yang ia baca.”

            Melihat kisah tersebut, membaca surah-surah lain, dan dzikir-dzikir lain diperbolehkan asal sesuai tuntunan al-Quran dan al-Sunnah. Hal itu pernah dikisahkan ketika ada seseorang bertanya kepada Imam Syafi’i RA, “Apakah boleh membaca bacaan (al-Quran dan zikir) di sisi kuburan?” Maka Imam Syafi’i menjawab, “Tidak apa-apa atas perbuatan tersebut.”

           

 

 

           

           

 

 




Posting Komentar

0 Komentar