Tradisi Sowan dan Khidmad kepada Ulama oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)

Dalam menjalani proses kehidupan, manusia harus mempunyai role model. Sebab role model tersebut akan memotivasi dan menjadikan kehidupannya optimis. Role model yang paling mudah bagi manusia adalah guru yang telah memberikan ilmu serta pengetahuan. Namun, acapkali guru telah dilupakan bagi sebagian manusia. Padahal ia yang telah memberikan bimbingan dan bekal untuk kehidupan kita yang lebih baik . Mereka tidak meminta sesuatu dari kita akan tetapi ia akan bangga apabila sesekali waktu dikunjungi. 

Tradisi orang-orang muslim betawi sowan (mengunjungi) ke rumah ulama itu adalah sebuah keharusan dan kewajiban. Sebab mereka menganggap guru merupakan teladan dan panutan di dalam hidup. Apalagi guru ngaji yang mengajari kita mengenal tujuan dan hakikat hidup melalui agama. Tanpa keberadaannya, perspektif hidup kita hanya untuk mencari kenyamanan hidup di dunia saja dan melupakan kenyamanan hidup di akhirat kelak. 

Syekh Nawawi al-Dimasyqi berkata, "Seorang penuntut ilmu, ia tidak akan mendapatkan ilmu dan tidak bermanfaat ilmunya kecuali dengan ia menghormati ilmu tersebut dan orang yang mempunyai ilmu tersebut serta setia kepadanya." 

Melalui pernyataan Imam Nawawi di atas bisa diambil satu pandangan bawa menghormati seseorang yang mempunyai ilmu akan terasa keberkahan pada diri seseorang. Pada ghalibnya, ulama-ulama betawi dicetak bukan melalui pondok pesantren akan tetap rajinnya mereka mengikuti majelis taklim. Seperti KH. Abdullah Syafi'i, KH. Syafi'i Hadzami, KH. Marzuki, KH. Mualim Junaidi, dan KH. Abdurrahman Nawi. Ulama-ulama tersebut telah dicetak oleh Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, yang terkenal dengan sebutan Habib Ali Kwitang. Selain, mereka mengaji kepada Habib Ali, mereka juga berkhidmad kepada gurunya. Sehingga Allah memberikan futuh (atau pembuka jalan) baik berupa pemahaman ilmu dan rezeki baik yang nampak atau yang tidak terlihat kepada para ulama-ulama tersebut. Sebagaimana perkataan Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf, "Siapa orang yang khidmad dengan gurunya maka ia akan diangkat derajatnya oleh Allah." 

Untuk itu, jangan pernah meragukan guru-guru agama yang istiqomah lagi bersanad, karena mereka mempunyai nazrah (pandangan yang tajam) kedalam lubuk hati manusia. Sebab Allah memberikan cahaya kepada penglihatan mereka. Sebagaimana Rasulullah bersabda, "Takutlah kalian akan firasat orang yang beriman, sebab ia dapat melihat dengan cahaya Ilahi". 






Posting Komentar

0 Komentar