Amalan Yang Dianjurkan di Tanggal 10 Muharram disusun oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)


              10 Muharram, merupakan tanggal yang mempunyai kesakralan bagi  umat muslim. Tentu kesakralan tersebut bukan untuk menyakiti atau menzalimi diri sendiri. Akan tetapi kesakralan tersebut untuk a melakukan amal shalih dan perbuatan yang baik. Di antara amal-amal tersebut ialah berpuasa, bersodaqoh, melakukan ibadah, dan beristigfar (meminta ampun) kepada Rasulullah.


            Syekh Yusuf bin Hasan al-Dimasyqi menuturkan bahwa yaumul a’asyura (10 Muharram) memiliki fadhillah yang agung, kehormatannya telah diakui sejak lama, dan berpuasa pada tanggal tersebut untuk mendapatkan karunia harta zahir dan bathin. Sebagaimana hadis Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,

عن أبي هريرة، عن رسول الله صلى الله عليه و السلام قال : يوم عاشوراءَ كانت تصومه الأنبياء، فصوموه أنتم

            Hadis diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Nabi Muhammad Saw, beliau bersabda: pada 10 Muharram adalah puasanya para nabi, maka berpuasalah antum di tanggal tersebut.”

            Bahkan Syekh Yusuf bin Hasan al-Dimasyqi dalam sebuah ceramahnya mengatakan bahwa ahlul kitab berpuasa pada hari a’asyura begitu juga kaum Quraisy pada masa jahiliyah ikut berpuasa pada tanggal tersebut. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, maka ia berkata tatkala Rasulullah berjalan di Madinah maka mendapati beberapa orang Yahudi yang sedang berpuasa a’asyura. Lantas Rasullah bertanya kepada kelompok Yahudi tersebut: “Apa yang menyebabkan kalian berpuasa di tanggal 10 Muharram.” Mereka menjawab, “Ini hari yang sangat agung, karena Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya, serta Firaun dan kaumnya ditenggelamkan oleh-Nya, maka Musa As berpuasa pada hari tersebut, lantas kami juga berpuasa pula. Lalu Rasulullah bersabda, “Kami lebih berhak untuk berpuasa di tanggal tersebut dan kami lebih utama atas Musa AS dari kalian.”

            Rasulullah bersabda, “Apabila tahun akan depan berjumpa dengan yaumul a’asyura, Insya Allah, maka kami akan berpuasa di hari kesembilan dan kesepuluh dari bulan Muharram.” Namun sayangnya Rasulullah tidak bertemu tahun depan tersebut karena beliau wafat.

            Adapun amal shalih lainnya yang bisa umat muslim lainnya lakukan pada tanggal 10 Muharram yaitu bershodakoh. Terutama memberikan makan terhadap orang yang berpuasa di tanggal tersebut. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang bersodakoh pada yaumul a’asyura maka ia seperti bersodakoh setahun lamanya.” Hadis tersebut menunjukkan Rasulullah menginginkan umat Islam untuk saling berbagi di hari tersebut. Paling tidak ketika memberikan makan kepada keluarga yang ikut berpuasa di bulan tersebut.

            Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang memberikan makan orang yang sedang berpuasa pada tanggal 10 Muharram, maka ia seolah-olah memberikan makan kepada seluruh umat Nabi Muhammad yang sedang berpuasa dan mengenyakan perut mereka.”

            Di sisi lain, pada yaumul a’asyura tersebut bisa dikatakan adalah bulan yang dianjurkan untuk berderma dengan orang-orang yang kita cinta dan sayangi. Artinya pada tanggal tersebut seorang muslim tidak boleh pelit alias bakhil. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan rezekinya untuk anak dan istrinya pada yaumul a’asyura maka Allah akan meluaskan rezekinya sepanjang tahun.”

            Adapun nama lain dari yaumul a’asyura yaitu hari yang penuh ampunan. Sebagimana Rasulullah Saw bersabda, “Allah menerima taubat Nabi Adam AS di yaumul a’asyura, Allah mengampuni dosa-dosa Nabi Daud AS, dan Allah menerima taubat kaum Nabi Yunus As.” Untuk itu kaum muslimin dianjurkan untuk membaca istigfar dan doa nabi Yunus AS,

لاإِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim".

            Sayyidina Umar bin Abdul Aziz menyarankan agar umat muslim untuk memperbanyak  berzikir pada tanggal 10 Muharram. Adapun zikir yang dianjurkannya, (Syekh Yusuf bin Hasan al-Dimasyqi:2011:65)

 

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Al-Anbiya7:87)

 

             

 

 




Posting Komentar

0 Komentar