Zikir in The Weekend oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si, CETP (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)


            Masyarakat kota, masyarakat yang sibuk dengan urusan dunia. Terlihat dari waktu pagi hingga larut malam; stasiun kereta, halte bus, jalan-jalan dipadati oleh lalu-lalang manusia. Mereka mempunyai berbagai kepentingan, diantaranya untuk mencari nafkah, memberikan jasa, dan mendalami pengetahuan dengan menempuh pendidikan. Kesemuanya tentu untuk mencapai kepentingan pribadi dalam menggapai kesuksesan. Kesuksesan tersebut pada akhirnya diukur dalam segi material.

            Ketika kebutuhan material saja yang dikejar oleh manusia, apakah manusia itu akan bahagia? Tentu berbeda antara sukses dan bahagia. Kesuksesan itu selalu berkaitan dengan pengorbanan fisik untuk pemenuhan jasmani saja. Sedangkan kebahagiaan itu berkaitan dengan pencarian kenyamanan bathin sebagai kebutuhan ruhani. Maka dari itu seorang muslim harus menyeimbangkan antara kesuksesan duniawiyah dan kebahagiaan bathiniyah.

            Stabilisasi aktivitas dunia dan aktivitas ukhrawiyah itu perlu manajemen waktu. Misalnya, seseorang dari pagi hingga petang mencari nafkah untuk anak dan istri di rumah. Akan tetapi dalam  pencarian tersebut ia harus shalat di waktu shalat Zuhur dan Ashar. Kemudian aktivitas setelah pulang bekerja, ia mencari aktivitas ruhaniyah berupa mengikuti majelis zikir dan ilmu agama di masjid-masjid, mushola-mushola, atau majelis-majelis zikir dan taklim.

            Jika para pekerja kantor tidak bisa di hari Senin-Jumat dalam mengikuti majelis-majelis zikir dan ilmu agama maka mereka bisa mengikutinya di weekend. Penulis menyebutnya Zikir in Weekend. Umumnya masjid-masjid, mushola-mushola, atau majelis-majelis zikir dan taklim sengaja mengadakan zikir dan kajian keislaman di waktu Sabtu dan Minggu. Hal tersebut agar tidak ada alasan bagi para pekerja untuk tidak ikut dalam aktivitas ruhaniyah tersebut.

            Zikir in The Weekend ini harus benar-benar diadakan dan disosialisasikan lagi kepada pada orang-orang muslim di kota. Tentu para penggiat atau pelaksana Zikir in The Weekend bisa memberikan waktu yang pas, pelaksanaannya yang praktis, dan konten yang menarik supaya mereka dapat mengikuti kegiatan tersebut. Ketika kegiatan tersebut diikuti oleh muslimin kota maka tidak ada lagi kehampaan spiritual, seperti stress, depresi, dan kegelisahan jiwa.

           

           

             




Posting Komentar

0 Komentar