Sungguh beruntung bagi seseorang yang selalu bisa hadir di majelis-majelis kebaikan. Majelis-majelis yang memuji nama Allah dan shalawat kepada Rasulullah. Apalagi di majelis tersebut ada ilmu-ilmu syariat sebagai petunjuk bagi manusia dalam beribadah dan bermuamalah. Sehingga dari majelis-majelis seperti itu Allah hilangkan keburukan pada diri manusia. Sebagaimana Firman Allah:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ
ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (QS Hud:114)
Bahkan Allah mencatatkan kebaikan bagi diri seorang
muslim ketika ia berada di tempat yang baik. Kebaikan dari Sang Khalik tersebut
berupa rahmat, hidayah dan taufik. Sehingga setelah kita mendatangi
tempat-tempat tersebut maka akan bertambah keimanan kita. Sebagaimana Nabi
Muhammad bersabda:
“إِنَّ اللهَ كَتَبَ
الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ, ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ, فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ
فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً. وَإنْ هَمَّ
بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إلى سَبْعِمِائَةِ
ضِعْفٍ الى أضْعَافٍ كَثيْرَةٍ. وَإنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا
كَتَبَهَا اللهَ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً, وَإنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا
كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَحِدَةً“
“Sesungguhnya Allah mencatat
semua kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskannya. Barang siapa hendak
melakukan kebaikan lalu tidak terealisasi maka Allah mencatatkan untuknya satu
kebaikan yang sempurna. Jika dia hendak melakukan kebaikan lalu benar-benar
merealisasikannya maka Allah mencatatkan untuknya sepuluh kebaikan hingga 700
kelipatan hingga beberapa kelipatan yang banyak. Dan jika hendak melakukan
keburukan lalu tidak terealisasi maka Allah mencatatkan untuknya satu kebaikan
yang sempurna. Jika dia hendak melakukan keburukan lalu merealisasikannya
makAllah mencatatkan untuknya satu keburukan saja”.
Adapun Syekh
Muhammad bin Abdullah al-Jordani secara spesifik menjelaskan kebaikan yang
tertera pada hadis tersebut ialah sesuatu perbuatan yang terpuji dan
berhubungan dengan pahala dari Allah. Sedangkan keburukan itu perbuatan yang kurang
baik dan akan berimplikasi pada hukuman dari Allah. Tentu untuk kita melakukan
kebaikan atau keburukan itu ditentukan oleh akal yang sehat. Imam Mawardi
berkata, “Akal orang yang beriman bisa membedakan kebaikan dan
keburukan.”
Adapun sebaik-baik
tempat ialah masjid. Sebab di dalamnya yaitu dipergunakan untuk ibadah dan
melakukan aktivitas mengingat Allah Swt. Ketenangan hati dan jiwa akan dirasakan
apabila kita duduk di dalamnya. Di sisi lain, kebaikan juga bisa dilakukan di
tempat-tempat yang ekslusif. Di antara tempat itu ialah hotel, mall, café, dan
aula yang bagus.
Muslim
modern menganggap pentingnya merubah mindset untuk menggunakan tempat-tempat ekslusif
selain masjid untuk dijadikan sarana mengingat Allah dan Rasulullah. Artinya
jangan kalah dengan agama lain yang menjadikan tempat-tempat ekslusif tersebut
untuk beribadah di dalamnya. Melalui tempat-tempat yang ekslusif tersebut
menarik minat para pemuda untuk beribadah yang tenang.
Sudut pandang lain dari hari hadis ke
37 yang termuat di dalam kitab Hadis Arbain di atas yaitu memicu seorang muslim
berbuat kebaikan. Bahkan, niat baik saja akan tetapi belum merealisasikan
kebaikan tersebut sudah tercatat kebaikan yang sempurna. Syekh Yahya bin Abi Katsir berkata, "Belajarlah
niat karena niat lebih baik daripada perbuatan". Sedangkan Daud at-Thoi berkata, “aku melihat
bahwa semua perbuatan baik itu diikat oleh niat yang benar.
Terlebih, ketika seorang muslim
berniat baik dan merealisasikan kebaikan tersebut dengan nyata maka Allah akan
melipat ganda kebaikannya. Sebagaimana hal tersebut termaktub di dalam
al-quran:
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ
فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا
مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Barangsiapa membawa amal yang baik,
maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa
perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan
kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS al-An’am:160)

0 Komentar