Keberuntungan Mencintai Guru Disusun oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ

 

            Orang tua bagi seseorang itu ada tiga yaitu orang tua kandung, mertua, dan guru. Sebab melalui keicintaan kepada mereka akan membentuk karakter pribadi yang baik. Bentuk kecintaan kepada mereka salah satunya menjaga adab (sopan santun). Sebab adab merupakan simbol cinta yang kuat kepada mereka. Bukan hanya itu, orang-orang yang sukses atau berhasil disebabkan dari hubungan harmonis dengan tiga orang tersebut.

            Namun di zaman modern ini menjaga adab kepada guru kurang diperhatikan. Hal ini yang menyebabkan terpatrinya akhlak buruk pada dirinya. Maka Imam Sya’roni berkata , “Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa pondasi adab kepada guru yaitu dengan cinta kepadanya. Barangsiapa yang tidak mencapai cintanya kepada syekhnya maka hal itu akan berpengaruh pada keseluruh keinginan buruknya, dia tidak beruntung pada jalannya. Karena bahwasannya cinta kepada guru berimplikasi pada potensi kedekatan spiritual. Melalui potensi tersebut, seorang murid akan naik pada potensi kedekatan kepada Allah Swt.” (Imam Sya’roni:7:2011)

            Selain itu Imam Sya’roni mengemukakan bahwa urusan yang penting bagi seorang murid untuk meyakini dalam mencintai gurunya (mursyidnya(. Karena sesungguhnya seorang syekh menunjukkan pada kebenaran suluk kepada seorang murid walau sebenarnya hal tersebut abstrak. Sebagaimana seorang musafir yang diberi petunjuk ilahi dalam keadaan gelap gulita. Barangsiapa siapa yang cinta kepada Syekhnya  maka ia mentaatinya. Barangsiapa yang kontra terhadap syekhnya maka akan tersesat, terputus perjalanan spiritualnya, dan akan hancur. (Imam Sya’roni:34:2011)




Posting Komentar

0 Komentar