Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (BKKBN, 1999).
Keluarga merupakan
pendidikan pertama dan
yang utama bagi anak. Karena
dalam keluargalah anak mengawali perkembangannya. Baik
itu perkembangan jasmani
maupun perkembangan ruhani.
Pendidikan
yang paling utama
dalam keluarga ialah
yang mencakup pendidikan ruhani
anak atau pendidikan agama. Pendidikan agama
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual anak
agar menjadi manusia
yang beriman, bertaqwa
pada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
Pendidikan
Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu:
1.
Tilawah;
Membacakan
ayat Allah. Dalam hal ini bermuatan penanaman awal aqidah dan akhlak.
Rasul mendidik manusia untuk dapat membaca, memahami isi yang dibaca, mengikuti apa
yang ada di dalam Al-Quran.
2.
Tazkiyah (Mensucikan jiwa);
Tazkiyah secara etimologi adalah
mensucikan. Sementara para mufasir menafsirinya seperti Quraish Shihab mengartikan tazkiyyah
dengan menyempurnakan
potensi-potensi teoritis dengan memperoleh pengetahuan ilahiah
(proses mentauhidkan Tuhan).
3.
Ta’limul
kitab wa sunnah (Mengajarkan Al Kitab Dan Al Hikmah.)
Menurut
Abdul Fattah Jalal, ta’lim merupakan proses pemberian pengatahuan,
pemahaman, pengertian,
tanggung jawab, sehingga diri manusia itu menjadi suci atau bersih dari segala
kotoran sehingga siap menerima hikmah dan mampu mempelajari hal-hal yang bermanfaat
bagi dirinya (keterampilan). Mengacu pada definisi ini, ta’lim
berarti usaha terus menerus manusia sejak lahir hingga mati untuk menuju dari posisi tidak
tahu ke posisi tahu
Tiga hal
penting yang harus secara serius dan konsisten diajarkan kepada anggota
keluarga terutama anak-anak yaitu:
1.
Pendidikan
akidah/keimanan;
untuk menghasilkan generasi muda masa depan yang tangguh dalam imtaq (iman dan
taqwa) dan terhindar dari aliran atau perbuatan yang menyesatkan kaum remaja.
2.
Pendidikan
ibadah; untuk
diajarkan kepada anak-anak untuk membangun generasi muda yang punya komitmen
dan terbiasa melaksanakan ibadah.
3.
Pendidikan
akhlakul-karimah;
untuk melahirkan generasi rabbani, atau generasi yang bertaqwa, cerdas dan
berakhlak mulia
Agama Islam di keluarga berfungsi untuk membentuk manusia
yang percaya dan bertaqwa kepada Allah SWT agar terciptanya kehidupan yang
lebih baik dalam keluarga. Agama Islam merupakan fondasi yang kuat serta yang
utama dalam sistem pendidikan moral dan akhlak dalam rangka pembangunan manusia
seutuhnya. Selain itu Agama Islam memiliki beberapa fungsi di dalam kehidupan
berkeluarga atau bersosialisasi sebagai masyarakat:
1.
fungsi
Edukatif (Pendidikan); ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi
menyuruh/mengajak yang harus dipatuhi dan melarang yang harus dijauhi agar pribadi menjadi
baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut ajaran
agama Islam.
2. fungsi Penyelamat; Agama
Islam menyelamatkan tiap umat manusia yang rajin beribadah, berbuat baik, dan
menjauhi yang buruk. Mereka yang senantiasa bertaqwa dan rajib beribadah akan
selalu selamat dunia maupun akhirat.
3. fungsi
Perdamaian; melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang
bersalah atau berdosa bisa mencapai kedamaian batin dan perdamaian dengan diri
sendiri, sesama, semesta dan Allah dengan cara bertaubat.
4. fungsi
Kontrol Sosial; ajaran agama Islam membentuk tiap orang agar semakin
peka terhadap masalah-masalah sosial. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak
berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.
5. fungsi
Pemupuk Rasa Solidaritas; bila fungsi ini dibangun secara
serius dan tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar
"Civil Society" (kehidupan masyarakat) yang memukau antara sesama
anggota keluarga. Sehingga hubungan antara anggota keluarga harmonis dan selalu
kompak.
6. fungsi
Pembaharuan; ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi
seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Seperti yang tadinya jauh dari
Allah menjadi semakin dekat dengan-Nya, menjadi lebih rajin ibadah, dll.
7. fungsi
Kreatif; menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk
mengajak umat beragama bekerja lebih keras, produktif serta inovatif bukan
hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain
8.
fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi);
ajaran agama Islam juga mensucikan segala usaha manusia, bukan saja yang
bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Salah satu contohnya adalah ketika
ingin mengerjakan sesuatu semuanya harus diawali dengan niat dan basmalah.
GGambar Diambil dari: sehatq.com
0 Komentar