Hari ini Mulai Terawih, Jangan Sampai Kendor oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si, CETP (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)


Dokumentasi Pribadi 
            Hari ini, adalah hari pertama bagi warga Nahdiyin untuk menunaikan shalat terawih. Kegembiraan, kesenangan, kehagiaan bagi mereka untuk mendatangi masjid, mushola, atau surau tatkala adzan Isya berkumandang. Mulai dari anak kecil, remaja, dewasa, hingga orang tua menghadiri shalat Isya berjamaah hingga mengikuti terawih. Sehingga shaf-shaf terisi penuh pada hari pertama shalat sunnah yang biasa dilaksanakan oleh setiap muslim di bulan Ramadhan.

            Akan tetapi semangat mereka dalam melaksanakan terawih juga terkadang beda tujuan. Ada yang semangat memang pure murni karena ingin mendapatkan keridhaan Allah Swt, ada yang semangatnya karena ingin mendapatkan pahala dari Allah Swt, dan ada juga yang semangatnya karena ingin hadiah dari orang tuanya. Akan tetapi semangat tersebut tidak boleh luntur ketika hari-hari berikutnya dalam pelaksanaan shalat tersebut.

            Memang dalam pelaksanaan shalat terawih di Indonesia ada yang 8 rakaat dan ada yang 20 rakaat. Ya, tentu semua masing-masing orang mempunyai pandangan sendiri terhadap hal tersebut. Intinya jangan saling menyalahkan satu sama lain, tetap jangan toleransi dalam furu’iyah. Tentu dengan menjaga hal-hal tersebut akan mempererat ukhuwah islamiyah.

            Yang uniknya di Indonesia, kalau imam terawihnya bacaan cepet pasti jamaah yang datang pasti banyak. Sebaliknya kalau imamnya lambat ada aja yang enggan menjadi makmumnya. Tentu imam yang tuma’ninah adalah imam yang menjadi panutan bagi makmumnya. Sebab hal tersebut masuk kepada rukun shalat, sesuatu yang wajib dikerjakaan di dalam shalat.

            Ada beberapa masjid atau mushola yang menghadirkan tausiyah agama sebelum atau sesudah terawih. Tentu tausiyah yang tersebut untuk menggantikan majelis taklim yang biasa ada di luar bulan Ramadhan. Tentu para takmir atau pengurus tempat ibadah tersebut seyogyanya memberikan tema-tema kepada para da’i sebagai bekal ceramahnya. Tentunya tema-tema tersebut yang berkaitan dengan Ramadhan, misalnya keutamaan bulan Ramadhan, keutamaan shalat terawih, keutamaan zakat, keutamaan sahur, fase-fase di bulan Ramadhan, serta tema-tema yang membuat umat muslim semangat di bulan penuh berkah tersebut.

            Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad menyatakan, “Janganlah engkau memperbanyak tidur di siang hari di bulan Ramadhan, dan jangan pula memperbanyak makan di malam hari di bulan puasa.” Pernyataan tersebut merupakan tips pula bagi umat muslim untuk terus meningkatkan ibadah di bulan Ramadhan, baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah. Di sisi lain para pekerja jangan sampai lemas dalam melakukan pekerjaan di bulan yang penuh rahmah tersebut. Pasalnya Rasulullah dan para sahabat saja pernah menghadapi perang badar di bulan yang penuh maghfirah tersebut.

 

 

           




Posting Komentar

0 Komentar