Tarhib Ramadhan, Tradisi Menyambut Ramadhan di Indonesia oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si, CETP (Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)

Tarhib Ramadhan, tradisi yang selalu ada setiap tahunnya di Indonesia. Tradisi tersebut untuk menyambut bulan agung yaitu bulan Ramadhan. Biasanya momen tersebut diselenggarakan bulan Sya’ban. Acara tersebut punya makna tersendiri yaitu sebagai ajang untuk silaturahmi dan meminta maaf satu sama lain. Sehingga ketika bulan umat Nabi Muhammad itu datang maka tidak ada lagi kegelisahan dan kekhawatiran akibat kesalahan terhadap orang lain.

            Mulai dari majelis-majelis taklim, mushola-mushola, masjid-masjid, kampus-kampus, perusahaan-perusahaan mengadakan acara tarhib Ramadhan secara meriah. Hal tersebut bisa dimaknai bahwa seorang muslim dalam menyambut Ramadhan dengan gembira dan suka cita. Sebab di bulan tersebut adalah bulan yang penuh keberkahaan, penuh kasih sayangnya Allah, dan penuh rezeki zahir dan bathin. 

            Umumnya acara tahunan tersebut di mulai dengan pembacaan al-quran, lebih spesifiknya lagi yaitu surat Yasin, membaca shalawat nabi, ceramah agama, makan-makan, dan ramah tamah dengan saling meminta maaf. Susunan acara tersebut juga memiliki nilai filosofi tersendiri. Seperti surat Yasin yang julukannya yaitu qalbu al-quran, akan memberikan efek bahwasannya seseorang yang membacanya akan memotivasi dirinya untuk semangat membaca al-quran di bulan puasa, shalawat nabi akan memberi dampak bahwa orang yang membacanya akan memberikan motivasi bagi yang membacanya untuk semangat menjalankan sunnah di bulan yang penuh rahmah tersebut, makan-makan akan memberikan pengaruh bagi orang yang menyicipi hidangan tersebut untuk dermawan pada bulan yang penuh magfirah tersebut, saling memaafkan akan memberikan dampak bahwa seorang muslim harus menekan hawa nafsu dan egonya di bulan yang dihadapi dengan kesabaran.

            Bukan hanya manusia yang menyambut bulan Ramadhan akan tetapi syurga pun juga berbenah untuk menyambut bulan tersebut. Sebagaimana Rasul bersabda,

إِنَّ الْجَنَّةَ لَتنَجَّدُ وَتُزَيَّنُ مِنَ الْحَوْلِ إِلَى الْحَوْلِ، فَإِذَا كَانَتْ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، يقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: «يَا رِضْوَانُ افْتَحْ أَبْوَابَ الْجِنَانِ، يَا مَالِكُ أَغْلِقْ أَبوَابَ الْجَحِيمِ عَنِ الصَّائِمِينَ مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Sesungguhnya surga itu diperbaharui dan diperindah dari tahun ke tahun (karena menyambut kedatangan bulan Ramadhan). Maka apabila masuk awal Ramadhan, Allah berkata: “Wahai Malaikat Ridwan bukalah pintu-pintu surga. Wahai Malaikat Malik tutuplah pintu-pintu neraka atas orang-orang yang berpuasa dari umat Nabi Muhammad saw.” (HR Abdullah bin Abbas)

Tradisi yang juga tidak kalah menariknya dalam menyambut Ramadhan yaitu menziarahi kuburan para wali-wali Allah dan kerabat yang sudah wafat di bulan Sya’ban. Sebab orang-orang muslim ahlu sunnah wal jamaah meyakini bahwa wali-wali Allah sebagai wasilah (perantara) untuk menghubungkan dirinya kepada Allah swt.  Sebagaimana firman Allah Swt,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (perantara) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS Al-Maidah/5:35)

Kaum Nahdiyin mempercayai bahwa dengan bertawasul dengan orang-orang shalih yang telah yang wafat akan berimplikasi pada ketenangan hati dan beratsar pada kondusifitas tempat tinggalnya. Di sisi lain seseorang yang berziarah kepada mereka akan menuai manfaat yaitu mengikuti kesalihan mereka. Kesalihan dalam hubungan kepada Allah Swt dan hubungan kepada manusia lainnya.

Budaya memohon dan meminta maaf kepada saudara, kerabat, dan sahabat juga menjadi trend positif yang berulang dari tahun ke tahun sebelum Ramadhan tiba. Terutama ucapan itu beredar di media sosial; whatsapp, facebook, twitter, instagram, dan aplikasi-aplikasi lainnya. Tentu kebiasaan tersebut untuk menjaga ukhuwah islamiyah tanpa memandang jarak. Hal tersebut akan memberikan dampak bagi ketentraman dan kedamaian di bulan Ramadhan

 

 

 

           




Posting Komentar

0 Komentar