Relasi Al-Quran dengan Fenomena Alam oleh Jasmine Al Rosamund (Mahasiswa FISIP UI 2020)


Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW untuk menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dan manusia. Meski sudah ada sejak beratus-ratus tahun, isi kandungan Al-Quran banyak menyimpan bukti-bukti saintifik yang ditemukan para ilmuwan beberapa abad yang lalu. Para ilmuwan ini banyak yang mengkorelasikan penemuan-penemuannya dengan Alquran. Banyak pula ahli tafsir yang menyimpulkan bahwa di dalam Alquran ini menyimpan kunci berbagai pengetahuan yang mungkin akan terkuak pada kemudian hari. Terdapat beberapa fenomena alam yang terjadi di bumi tercantum di dalam Al-Quran, antara lain :

1.     Fenomena sungai di dasar laut

Fakta bahwa terdapat sungai yang mengalir di bawah laut telah disebutkan dalam Alquran. Jauh sebelum manusia saat ini mengenal teknologi canggih dan menemukan fakta tersebut, Alquran menjelaskan fenomena itu sejak 14 abad silam. Ini memang fenomena yang aneh. Akan tetapi, fenomena ini pula sudah terdapat di dalam Alquran Surat Al-Furqan ayat 53 yang artinya: "Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." Penemuan tentang fenomena ini berawal ketika Jacques Yves Costeau, seorang ahli kelautan (oceanographer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis yang melakukan penelitian bawah laut di Cenota Angelita, Mexico. Penelitian tersebut dilakukan untuk tayangan program televisi Discovery Channel.

2.     Fenomena api di dasar laut

Dalam Alquran Surat At-Thur ayat 1-6 Allah SWT berfirman: "Demi bukit. Dan Kitab yang ditulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan Demi Baitul Makmur (Ka'bah). Dan demi surga langit yang ditinggikan. Dan Demi laut, yang di dalam tanahnya ada api”. Dulu, ketika Alquran diturunkan, bangsa Arab belum bisa memahami isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Ketika itu, mereka hanya mengetahui makna “sajara” sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih. Dalam persepsi mereka, air dan panas merupakan dua hal yang bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air. Tidak mungkin kedua hal ini dapat berdampingan dalam sebuah ikatan yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya.

 

3.     Fenomena dua air laut tak bercampur

Para ilmuwan ini banyak yang mengkorelasikan penemuan-penemuannya dengan Alquran. Banyak pula ahli tafsir yang menyimpulkan bahwa di dalam Alquran ini menyimpan kunci berbagai pengetahuan yang mungkin akan terkuak pada kemudian hari. Salah satunya tentang fenomena dua air laut yang tidak menyatu (bercampur) dalam surah Ar-Rahmaan (55) ayat 19-20) ”Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (QS. Ar-Rahman: 19-20) Fenomena alam yang aneh di Selat Gibraltar ini telah mengundang keheranan sekaligus decak kagum dunia. Selat Gibraltar memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negara Maroko dan Spanyol. Penjelasan secara fisika modern terkait fenomena ini baru ada di abad 20 M oleh ahli-ahli Oceanografi. Para ilmuwan menjelaskan, karena Selat Gibraltar merupakan pertemuan antara dua laut yang berbeda, yaitu laut Atlantik dan laut tengah, maka ada fenomena yang menarik yang terjadi di sana. Kedua air laut bertemu namun kedua jenis air tersebut tidak bercampur. Dan garis batasnya pun dapat terlihat jelas. Fenomena ini disebut halocline.

 

4.     Fenomena garis edar tata surya

Fakta sains diatas sejatinya telah ada dalam Alquran yang hadir sejak abad ke-7 M. Padahal, pada zaman itu manusia tidak memiliki teleskop ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anbiya [21] ayat 33: “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” Kata 'yasbahun' yang berasal kata 'sabaha' memiliki makna bergerak (rotasi) yang berasal dari tubuh yang bergerak. Kata 'yasbah' diterapkan pada benda-benda ruang angkasa seperti matahari, namun bukan berarti hanya terbang di ruang angkasa. Hal itu dapat diartikan bahwa matahari tersebut berputar atau berotasi saat berjalan melalui ruang angkasa. Selanjutnya, dalam surah Yasin [36] ayat 38: “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” Lalu dalam Surah Az-Zariyat [51] ayat 7 disebutkan bahwa keseluruhan alam semesta dipenuhi oleh lintasan dan garis edar: "Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yasin: 40) Penjelasan Alquran terkait garis edar tata surya, jauh sebelum sains modern mengungkapnya ini membuktikan bahwa Alquran bukan buatan manusia. Tetapi datang langsung dari Allah SWT untuk menjadi pedoman kehidupan umat manusia.

5.     Fenomena terbentuknya air hujan

Hujan merupakan anugerah besar untuk makhluk hidup dari Allah SWT. Setiap tetesan air yang turun dari langit menjadi sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup berkat kuasa-Nya. Setiap saat miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu kembali lagi menuju daratan. Inilah salah satu sumber kehidupan. Jauh sebelum mengenal adanya teori terbentuknya air hujan, di dalam Alquran sudah dijelaskan lebih dulu soal ini. Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum ayat 48-49 yang artinya: "Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. Dan Sesungguhnya sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka benar-benar telah berputus asa."

Gambar diambil dari: ayojakarta.com




Posting Komentar

0 Komentar