Keberkahan waktu manusia terdahulu berbeda dengan keberkahan manusia modern. Sebab orang-orang terdahulu masih menyempatkan diri untuk mendidik keluarganya. Sedangakan orang-orang modern terkadang bertemu keluarga pada malam hari atau bahkan ketemunya seminggu sekali. Hal ini membuat seorang anak (zaman now) mencari kebahagiaan di luar rumah ketimbang menjadikan orang tua mereka sebagai teladan.
Sayyidina Ali RA berpesan bagi para
orang tua, “Ajarkanlah diri kalian dan keluarga kalian sebuah kebaikan
(agama) supaya mereka (keluarga) terhindar dari api neraka dengan sebab mempelajari
agama.” Sayyidina Abbas RA meninggalkan wasiat kepada para orang tua, “Berilah
pemahaman kepada keluarga tentang agama, ajari mereka tentangnya, dan beritahukanlah
mereka tentang adab (sopan santun)”
Melalui pesan dua tokoh di atas
memberikan esensi bahwa pentingnya orang tua menjadi pendidik, pembimbing,
serta pendengar yang baik bagi anak mereka. Ketika perkataan orang tua tidak didengar
dan digubris maka seorang anak dipastikan jarang memberikan pendidikan agama
kepada mereka. Bahkan Rasulullah bersabda, “Allah tidak akan menemui
seseorang yang mempunyai dosa besar dari kebodohan (agama) pada keluarganya.”
(Kitab Ihya Ulumuddin jilid 2 halaman 31)
Hadis Nabi
di atas memberikan pandangan kepada para orang tua untuk memberikan,
mengajarkan, serta menjadi tauladan bagi anak-anaknya. Habib Zein bin Sumaith
berkata, “Kebahagian demi kebahagiaan terpancar apabila keluargamu berkata, “Ajarkan
aku (agama) ajarkan aku (agama), atau ajarkan aku tentang makna tentang
seseuatu hal dalam agama.” (Kitab Fawaidh al-Mukhtarah halaman 38)
Pernyataan
Habib Zein di atas memberikan isyarat bahwa orang tua bukan hanya mencari
nafkah bagi suami dan mengurus pekerjaan rumah bagi seorang istri akan tetapi
mereka berdua bisa memberikan pengajaran tentang agama kepada anak-anaknya. Melalui
agama, seorang anak mempunyai batasan di dalam bertutur, bertindak, dan berprilaku.
Jika seorang anak tidak memiliki pengetahuan tentang agama maka khawatir ia menjadi
hedonis dan liberalis.
0 Komentar