Riview Buku "Islam Untuk Gen-Z"




Judul buku                  : Islam Untuk Gen-Z

Nama penulis              : Hatim Gazali

Nama penerbit             : Wahid Foundation

Tahun terbit                : 2019

Jumlah halaman         : 144 halaman

Tebal buku                  : - 


Cara mempelajari Islam pada saat ini sudah berkembang pesat. Di masa Nabi, Islam diajarkan langsung oleh Nabi melalui metode hafalan dan persaksian (pengamatan) langsung terhadap perilaku Nabi yang belakangan berbentuk hadis dan sunnah. Ketika Nabi menerima wahyu, para sahabat diminta untuk menghafalkannya dan menuliskannya. Sebagai panutan dan pedoman, apa yang didengarkan dan dilihat dari Nabi adalah menjadi sumber hukum yang harus dipatuhi. Melalui pendengaran dan penglihatan sahabat terhadap Nabi itulah yang kemudian disebut sebagai hadis.

Seiring dengan perkembangan zaman, muncullah masalah-masalah baru yang sebelumnya tak pernah ada di masa Nabi. Dengan tetap berpegang teguh pada kedua sumber tersebut, para sahabat melakukan terobosan berupa ijtihad sehingga masalah-masalah baru dapat dipecahkan. Islam semakin menyebar ke belahan dunia lainnya. Orang-orang yang mempelajari Islam pun makin banyak jumlahnya. Ilmu-ilmu dalam keislaman pun terus berkembang pesat. Transmisi pengetahuan yang paling masif saat itu dilakukan melalui tulisan yang tersebar ke dalam sejumlah literatur tentang keislaman.

Belakangan ini, sumber ilmu pengetahuan tak lagi terpusat ke dalam format teks berupa tulisan dalam buku dan kitab-kitab, melainkan juga dalam format video, foto dan bentuk multimedia lainnya. Akibatnya, dalam mengajarkan dan mempelajari Islam tidak bisa hanya berpatokan kepada satu format sumber belajar. Melainkan harus menggunakan segala bentuk format yang memudahkan seseorang belajar.

Generasi Z memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Karena itulah, penting kiranya mengetahui bagaimana karakteristik Generasi Z, dan bagaimana memanfaatkan sumber belajar tersebut secara maksimal.

Salah satu ciri yang sangat kuat dari Generasi Z adalah akses dan ketergantungan terhadap teknologi, gadget dan pelacakan informasi secara acak. Mereka bukan generasi yang secara tekun membaca suatu narasi melalui buku-buku cetak. Sebaliknya, mereka lebih enjoy terhadap informasi yang bertebaran di dunia internet, terutama yang berbentuk visual dan gambar.

Survei Pusat Studi Islam dan Transformasi Sosial (CIS Form) UIN Sunan Kalijaga menemukan bahwa generasi muda lebih nyaman mencari pembelajaran keagamaan melalui media online dan model pembelajaran di luar kelas. Karena itulah, sebagian dari mereka lebih mengidolakan dan memercayai apa yang disampaikan ustaz di media sosial ketimbang gurunya di kelas. Tak heran, guru agama di sekolah tak banyak diikuti pendapatnya, dibanding ustaz di media sosial. Padahal, pendidikan agama yang didapatkan sang guru tersebut memiliki porsi yang besar dalam memengaruhi mereka untuk bergaul dengan siapa.

Dari berbagai macam survei, dapat diketahui bagaimana saja cara yang efektif untuk mengajarkan islam kepada generasi Z. Salah satunya adalah dengan metode multimedia, Generasi Z sangat enjoy ketika sumber belajarnya dihadirkan dalam bentuk multimedia, baik visual, gambar, video, grafis dan lain sebagainya

Setiap muslim wajib belajar Islam. Karena dengan ilmu agama yang dimilikinya, tauhid kita benar, ibadah kita benar dan ahlak kita benar, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Dalam mempelajari Islam, kita perlu mencari guru yang benar, sumber yang tepat, sehingga Islam yang kita pahami benar-benar sesuai dengan ajaran-ajaran Allah dan Rasulullah.

Kata Imam Syafii, untuk memahami Islam dengan benar, kita harus memahami 3 hal: 1) Bayan Ilahi, yakni al-Quran 2) Bayan Nabawi, yakni hadis dan sunah Nabi, 3) Bayan ‘Aqli, yakni penggunaan akal sehat. Karena itulah, bagi kita yang hendak memahami Islam dengan benar, maka kita mesti memahami ketiga hal tersebut. Mengapa ketiga hal ini muncul? Karena kita tidak sezaman dengan Nabi. Jika di masa Nabi, setiap persoalan yang muncul selalu dapat langsung ditanyakan kepada Nabi. Namun kini, Nabi telah wafat, 1400-an tahun yang lalu, sehingga kita tidak bisa bertanya langsung kepada Nabi tentang setiap persoalan kekinian. Yang ditinggalkan oleh Nabi adalah al-Quran dan hadis.

Dalam konteks modern kehidupan saat ini,kelompok Islam radikal identik dengan  membangun hubungan atau jaringan dengan sesama kelompoknya dan menutup diri dengan orang lain, pengajian-pengajian mereka lakukan secara tertutup, dan hanya perkataan serta bacaan-bacaan guru dan kelompok merekalah yang dikonsumsi. Serta mudah untuk menyalahkan dan membid’ahkan.

Tentunya, agar kita terhindar dari pemahaman agama yang fundamental, tekstualis serta mudah mengafirkan dan menghalalkan darah sesama muslim, kita harus kembali memahami ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, untuk memahami al-Quran kita perlu keilmuan-keilmuan lainnya. Keterbatasan kita untuk mengakses ajaran Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw., kita harus kembali kepada para ulama, yakni ulama yang benar-benar memiliki kapasitas keilmuan dan kesolehan baik secara spiritual maupun secara sosial.

Yasir Alimin, dalam sebuah bukunya mengatakan bahwa salah satu penyebab munculnya gerakan Islam radikal, khususnya di Indonesia yang menjangkit generasi muda, adalah putusnya mata rantai atau hubungan antara Ulama dengan generasi muda saat ini.

Generasi millenial menganggap ulama adalah mereka yang tampil di media sosial, yang dapat dengan mudah mengajarkan Islam secara praktis, tanpa kita tahu bagaimana kapasitas keilmuannya. Hingga akhirnya kita terjebak kepada pemahaman yang sempit.

Buku “Islam Untuk Gen-Z” memberikan ilmu dan informasi tentang islam yang wajib diketahui oleh generasi Z. Buku ini menegaskan kepada kita atau generasi Z untuk belajar tentang islam, atau mencari informasi tentang islam dengan baik dan benar agar tidak terjerumus kearah islam yang bersifat radikal. Jika mendapat suatu informasi lebih baik nya dicerna dan dicari tahu apakah ini benar atau salah.

Penulis dibuku ini menuliskan bagaimana penting nya mempelajari Islam pada zaman modern seperti sekarang agar tidak terjerumus kearah islam yang radikal, dilihat dari metode pembelajaran generasi Z yang melalui internet. Dalam banyak kasus, pengguna tidak mengetahui apakah informasi yang diaksesnya itu valid atau tidak, hoax atau bukan. Belum lagi perbedaan pandangan tentang Islam yang dengan mudah dapat ditemukan di internet. Haram bagi Ustadz Z, namun tidak bagi Ustadz Y yang bisa berujung pada munculnya islam radikal.

Menariknya buku ini tidak hanya membahas tentang islam untuk gen-Z, buku ini juga membahas bagaimana cara belajar generasi Z dalam mempelajari islam di masa yang sekarang. Buku ini memberikan informasi kepada dosen, guru, dan para pengajar tentang bagaimana cara yang efektif untuk mengajarkan islam kepada generasi Z. Di buku ini juga dijelaskan apa saja yang dapat dijadikan sumber untuk dipelajari. Dan juga buku ini membahas tentang akidah, fikih dan politik. Buku ini juga menyajikan diskusi mengenai isu-isu aktual yang muncul dan kadang membingungkan bagi sebagian orang seperti khilafah dan hormat bendera.

Kelebihan dari buku ini adalah bisa membantu generasi Z dalam belajar memahami islam dan kata perkata nya mudah dimengerti, yang dimana itu memudahkan kita generasi Z untuk memahami maknanya. Kekurangan dari buku ini sebenarnya tidak banyak, hanya saja mugkin bisa ditambah gambar agar kita tidak mudah bosan saat membaca, dan informasi atau materi di buku ini bisa ditambah lebih banyak lagi.

Secara tekstual pesan yang ingin disampaikan penulis adalah bagaimana cara generasi Z agar mudah mempelajari islam, dan apa saja sumber sumber informasi yang sudah jelas kebenaran nya tanpa ada keraguan. Dan buku ini juga memberikan peringatan kepada kita agar tidak mudah menerima sebuah informasi, karena dizaman sekarang banyak sekali informasi informasi yang belum jelas kebenaran nya.

Review dari saya, buku ini sangat menarik dan sangat saya rekomendasikan untuk anak generasi Z yang ingin mengetahui tentang islam lebih dalam. Kalimat yang digunakan juga sangat mudah dicerna dan dimengerti, materi yang dituliskan juga lumayan lengkap. Dan juga buku ini ada dalam bentuk ebook yang sangat membantu kita untuk mendapatkannya jika terhalang biaya untuk membelinya.

 




Posting Komentar

0 Komentar