Konsekuensi Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat Disusun oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)

             

              Shalat sangat penting di dalam Islam. Sebab, salat merupakan rukun ke-2 dalam Islam sehingga dihukumkan wajib. Imam Ghazali berkata, “Seseorang dikatakan muslim yaitu  ia yang mempunyai girah atau semangat dalam shalat, puasa, dan hadir di dalam majelis dzikir dan ilmu, sedangkan seseorang dikatakan munafik yaitu ia yang mempunyai girah atau semangat dalam makan, minum dan mencari harta.”

            Pernyataan Imam Ghazali mengindikasikan bahwa seorang mukmin yang sejati, dia tidak akan meninggalkan shalat. Habib Alwi bin Syahab berkata, “Tidaklah dinamakan shalat kecuali bahwasannya ia (shalat) itu bentuk pertemuan antara seorang hamba dan Tuhan-nya. Apabila hamba-Nya tidak shalat maka pertemuan itu terputus.”

            Rugi yang sangat besar apabila hubungan antara seorang hamba dengan Tuhan-nya terputus dengan alasan urusan dunia. Allah hanya memerintahkan shalat wajib hanya 5 waktu dalam sehari dan itupun tidak mengganggu aktivitas manusia. Sebagaimana Firman Allah Swt,

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS: An-Nisa[4]:103)

            Seperti Subuh, shalat tersebut ada untuk membangunkan manusia dari tidurnya. Shalat Zuhur ada ketika manusia rehat dari kerjanya. Shalat Ashar ada supaya manusia tidak lalai dari kesehariannya. Shalat Magrib ada tatkala manusia selesai dari urusan dunianya. Shalat Isya ada untuk menyambut malam hari.

 

 

            Nabi Muhammad Saw memberi peringatan kepada umatnya tentang pentingnya shalat Ashar. Sebab sebagian manusia luput dari shalat menjelang sore tersebut. Nabi Bersabda,

مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ العَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلهُ (رياض الصالين:1052)

“Barangsiapa yang meninggalkan sholat Ashar maka dia pekerjaan yang dikerjakannya sia-sia.”

            Hadis itu menunjukkan bahwa shalat bisa membawa ridho atas pekerjaan yang dijalani. Lantas bagaimana jika lima waktu ditinggalkan oleh seorang muslim? Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata, “Segala sesuatu yang mewariskan su’ul khatimah salah satunya yaitu meninggalkan shalat.”

            Ungkapan Imam Haddad di atas memberikan satu perspektif bahwa shalat adalah prioritas utama bagi setiap muslim. Sebagaimana Firman Allah Swt,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS: An-Nisa[4]:103)

            Adapun para ahli tafsir menafsirkan bizikrillah pada ayat tersebut ialah shalat lima waktu. Barangsiapa yang mengenyampingkan shalat hanya untuk mencari nafkahnya, atau jual belinya atau pekerjaan di kantornya atau demi kepentingan anaknya maka dia termasuk orang-orang yang merugi. (Kitab Mukasyafah al-Qulub:267)

 

 

 

 

             

 




Posting Komentar

0 Komentar