Peran Pemuka Agama dalam Meredam Konflik

        Pancagatra adalah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat dan bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-aturan dan norma-norma tertentu. Pancagatra terdiri dari aspek sosial kemasyarakatan seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam).

        Sebagai bangsa yang telah bernegara (nation state) maka untuk melindungi bangsa dan tanah air (ruang hidup) dalam upaya menjamin kelangsungan hidup memerlukan peran pemuka agama. Hal ini karena kepentingan bangsa Indonesia tidak selalu sejalan dengan kepentingan bangsa lain yang bukan tidak mungkin dapat menimbulkan sengketa. Dalam kondisi yang demikian, bangsa Indonesia yang cinta damai mengutamakan penyelesaian masalah melalui perundingan dan diplomasi. Akan tetapi, tidak ada jaminan di dunia ini bahwa bangsa lain tidak menggunakan “perang” sebagai cara penyelesaian persengketaan maka bangsa Indonesia harus menyelesaikan konflik di lingkup pertahanan dan keamanan ini. 

    Untuk membela diri dari berbagai bentuk ancaman perang yang mungkin menimpanya, peran pemuka agama yang diperlukan ialah sistem yang merupakan perpaduan serasi antara sistem senjata teknologi (Sistatek) dan sistem persenjataan pertahanan. Peran pemuka agama ini memang sangatlah penting dalam penyelesaian konflik dalam lingkup pancagatra di bidang pertahanan dan keamanan.  Pada intinya konflik antar umat beragama akan bisa dicegah, diminimalisir, bahkan dihilangkan ketika masing masing umat beragama bisa memahami dengan sepenuhnya esensi dari agamanya masing masing. Namun, perlu adanya peran pemuka agama untuk menyempurnakan hal tersebut. Dengan adanya pemuka agama, dapat mencerminkan sikap kerukunan dan kedamaian antar umat beragama.  (Sulisworo, 2012)

    Selain itu, penyelesaian konflik pancagatra di bidang pertahanan dan keamanan dapat dilakukan melalui mediasi dan konsolidasi. Dalam hal ini pemimpin agama duduk bersama untuk saling mendengarkan apa yang menjadi permasalahan masing-masing agama dan dicarikan alternatif solusinya secara bersama-sama pula. Melalui pertemuan-pertemuan itu telah tumbuh diskusi dan pengambilan keputusan atau kesepakatan antara kedua pihak yang berkonflik untuk langkah ke depan. Dan melalui diskusi antar lembaga masing-masing agama dapat mengetahui kekurangan masing-masing dan selanjutnya  dapat memperbaiki kesalahannya sendiri ke arah yang lebih baik demi untuk kepentingan dan kebaikan bersama. Langkah seperti ini dilakukan untuk menghentikan dan atau mencegah konflik pancagatra yang berkepanjangan.

  
        Peran tokoh agama yang lebih konkret dalam masyarakat untuk mewujudkan keteraturan adalah adanya sistem pendidikan yang dilakukan, dengan selalu melakukan penyesuaian terhadap perkembangan zaman (metamorfosis sistem pendidikan). Sehingga para tokoh agama juga melakukan sinergi terhadap perkembangan lingkungan untuk mewujudkan tujuan universal agama, yaitu keteraturan sosial kehidupan di dunia.

 




Posting Komentar

0 Komentar