Nikmatnya Duduk dengan Orang-Orang Shalih oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)

        


Sering kali manusia terasa suntuk ketika berada di rumah. Kondisi tersebut disebabkan kurangnya bertemu dengan orang-orang solihin. Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad mengidentikan orang-orang solihin yaitu orang-orang ahli khair. Beliau berkata, “Jika kamu mendengar perkataan-perkataan orang-orang ahli khair maka kamu akan betah dengannya di tempat yang baik tersebut dan tidak akan mau pergi darinya.”

            Rasulullah bersabda, “Duduk bersama orang solih lebih baik dari sendirian, sendirian lebih baik dari pada duduk dengan orang-orang yang jelek perangainya. Hadis Rasulullah tersebut menganjurkan umat muslim untuk dekat orang-orang yang selalu dekat dengan Allah. Sebagaimana Imam Abdullah al-Haddad di dalam maqolahnya, “Seyogyanya kamu wahai Saudaraku untuk tidak cinta dan bersahabat dengan seseorang kecuali ia ahli takwa, ahli ilmu, dan ahli zuhud dunia seperti hamba-hamba Allah yang solihin dan para wali-walinya yang mukminin.” (Habib Ahmad bin Hasan al-Haddad:1999:260)

            Orang-orang solihin dan orang-orang bertakwa ditugaskan oleh Allah sebagai penasihat orang-orang yang salah arah. Sehingga keberadaan mereka sebagai tempat bertanya, tempat mencari solusi, dan tempat memberi ketenangan bathin. Maka Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad menuturkan bahwa bersahabat dengan orang-orang bertakwa dan orang-orang solihin itu dalam rangka dekat dengan Allah Swt. Persahabatan itu merupakan persahabatan yang terpuji dan wajib disyukuri. (Imam Haddad:2013:280)

            Paling tidak seseorang yang dekat orang-orang shalihin akan berdampak perubahan diri yang lebih dekat dengan agama dan menjalin hubungan yang baik dengan Allah, manusia lainnya, dan Alam. Namun, kedekatan tersebut juga dimanfaatkan untuk belajar dengan mereka, meminta doa mereka, meminta ijazah darinya, meminta disuapi  makan sampai ia menuntun hidupmu. (Habib Zein bin Sumaith:2007:308)

            Rasulullah bersabda, “Perumpamaan duduk dengan orang shalih seperti duduk dengan orang yang berbau minyak wangi misik, adakalanya wanginya mengikutimu, adakalanya engkau yang mengikuti wanginya. Jika demikian engkau mendapati darinya sebuah bau yang semerbak .” (HR. Abu Musa al-A’syari)

            Hadis di atas menunjukkan bahwa seseorang yang bersahabat dan berteman dengan orang shalih tidak pernah merugi. Sebab orang-orang tersebut hidup mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-nya. Tiada ada yang berlebih darinya kecuali hidupnya, perkataannya, perbuatannya, kasih sayangnya, dan tindakannya mengikuti Rasulullah, semuanya didedikasikan untuk Allah Swt.

            Di sisi lain, orang shalih selalu berusaha mengucapkan alhamdulillah dan tersenyum dalam kondisi apapun. Sehingga sosoknya dirindukan dan dinanti oleh orang banyak. Bahkan sebagian orang berkata, "Orang shalih adalah obat atau solusi bagi kejenuhan hidup. Jika seseorang tidak menemuinya maka hati akan menjadi beku (qaswatul qulub)."

           

 




Posting Komentar

0 Komentar